Ibnu Sina merupakan salah satu sosok penting yang memiliki pengaruh besar di bidang kedokteran Islam. Ada satu pernyataan menariknya, konon penyakit bukan hanya disebabkan karena fisik yang lemah saja, lebih dari itu bisa terjadi karena hati yang tidak terjaga atau hati yang lemah.
Pernyataan tersebut bisa menjadi perpaduan menarik dengan teori kesehatan yang selama ini dikenal, “ Mens sana in corpore sano”. Yang memiliki arti, tubuh yang kuat memiliki jiwa yang sehat. Berangkat dari hal ini, akhirnya semakin banyak orang yang penasaran dengan sosok ilmuwan satu ini.
Untuk menjawab rasa penasaran Anda semua, berikut ini dihadirkan ulasan singkat berkaitan dengan ilmuwan Islam satu ini.
Biografi Singkat Sosok Ibnu Sina
Ketika Islam mengalami zaman keemasan, ilmuwan satu ini menduduki jajaran salah satu cendikiawan dengan teori-teori yang menarik. Hingga akhirnya, sosok Ibnu Sina bukan hanya ilmuwan saja, melainkan juga dokter, ilmuwan dan juga filsuf. Dunia kedokteran memberikan gelar sebagai bapak kedokteran modern. Ini tentu tidak bisa dilepaskan dari hasil karyanya yang berperan dalam dunia kedokteran Islam.
Kitab penyembuhan merupakan hasil karyanya yang memiliki peran nyata dalam dunia kedokteran. Hingga saat ini, kitab tersebut masih menjadi rujukan dunia kedokteran modern. Mengenal Ibnu Sina tentu tidak lengkap tanpa mengenal kapan hari lahirnya. Dari beberapa sumber sejarah dinyatakan jika Ibnu Sina lahir di tahun 980 M. Sosok Ilmuwan ini lahir dari rahim seorang perempuan bernama Setareh, sedangkan ayahnya bernama Abdullah.
Kisahnya sebagai Ilmuwan
Dilansir dari beberapa sumber, sosok ilmuwan satu ini memang sangat cerdas, hal ini bisa dilihat dari kemampuannya yang bisa menghafal Al-Quran bahkan di usia yang sangat muda, 10 tahun. Tidak hanya berhenti sampai disitu saja, di usianya tersebut ia mampu memberikan pernyataan terkait dengan pemikiran-pemikiran dalam Islam atau yang dikenal dengan Mazhab. Sunni Hanafi serta Ismail al-Zahid merupakan dua sosok yang mendampinginya ketika belajar madzab.
Ketika ia berusia 16 tahun, barulah Ibnu Sina benar-benar fokus dengan dunia kedokteran sehingga bisa menemukan banyak teori yang bermanfaat. Perjalanannya di dunia kedokteran bisa dikatakan sangat luar biasa, Ibnu Sina hanya membutuhkan waktu selama 2 tahun saja untuk bisa menyandang gelar dokter mumpuni.
Selama menjadi dokter, sosoknya dikenal sangat baik sehingga banyak orang-orang yang sangat segan. Semakin menarik karena ia tidak pernah memberlakukan biaya untuk orang-orang yang membutuhkan pengobatan.
Kemudian ketika ayahnya meninggal, ia mulai melakukan pengembaraan sehingga Ibnu Sina banyak mengunjungi berbagai tempat untuk memberikan pengobatan.
Proses Perjalanan dan Akhirnya Memilih Tinggal di Rey
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya jika ia mulai melakukan pengembaraan selepas ayahnya meninggal. Perjalanannya dimulai dari Turmenistan, disana ia tinggal beberapa waktu dan sempat menjadi salah satu sosok penting di pemerintahan. Namun karena kebutuhan perekonomian yang harus ia pilih, Ibu Sina akhirnya pindah dan melakukan pengembaraan ke tempat berikutnya.
Pengembaraan dilakukan dengan melewati banyak tempat, seperti Nishapur serta Merv, bahkan sampai ke area perbatasan Khurasan. Hal tersebut dilakukan supaya dirinya bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai.
pemberhentian berikutnya yaitu Tabaristan, disana ia bekerja sebagai pencari suaka untuk penguasa setempat yang saat itu diduduki oleh Qabus.
Tidak berhenti sampai disitu saja, kira-kira tahun 1012 ia melakukan pengembaraan kembali dengan mendatangi Goran sebagai tujuan pemberhentian berikutnya. Sesampainya di Goran Ibnu Sina berjumpa dengan seorang teman yang bersedia memberikan rumah serta membangun kan tempat pendidikan.
Bermula dari Goran inilah, menjadi titik mula dirinya menulis Qanun fi al-Tib serta mengajar untuk bidang astronomi dan juga logika. Perjalanan dan pencapaiannya tidak berhenti sampai disitu saja.
Dari Goran, pengembaraan dilanjutkan hingga tiba di Rey, disana ia mampu menorehkan karya pendek sebanyak 30 karya. Namun karena terjadi permusuhan dari pihak Bupati Rey dan juga anaknya maka mengharuskan Ibnu Sina untuk meninggalkan Rey.
Akhir Kisah Menjadi Ilmuwan
Selepas meninggalkan Rey, perjalanannya dilanjutkan ke Qazvin disana ia tinggal sementara waktu sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan menuju daerah selatan Hamadan.
Di tempat tersebutlah ia bekerja sebagai pelayanan keluarga kaya sampai akhirnya menjadi salah satu tenaga medis. Sayangnya, ada beberapa pihak yang menganggap pikirannya terlalu ortodoks sehingga banyak ilmuwan dan juga masyarakat yang kurang sependapat dengan dirinya.
Hingga akhirnya Ibnu Sina harus pergi karena penguasa setempat mengusirnya, bahkan ia juga sempat dimasukkan ke penjara. Setelah berhasil keluar dari penjara, Ibnu Sina melanjutkan perjalanan ke Isfahan, kedatangannya disambut menarik oleh penguasa setempat.
Hingga sampai akhir usianya, Ibnu Sina mengabdikan dirinya sebagai dokter umum serta sebagai sosok penting di dunia sains serta sastra.