Anjuran Berhemat di Dalam Islam

Jendelahati – Rasulullah SAW sebagai suri tauladan umat Islam senantiasa mengajarkan hidup hemat kepada umatnya. Hal ini dikarenakan menurut Islam, harta tidak untuk digunakan secara berlebihan. Tapi harus menjadi alat seorang muslim bertambah keimanannya. Dengan demikian, bisa terhindar dari hidup pamer dan menyombongkan diri.

Selama hidupnya, Rasulullah SAW selalu mendermakan harta yang diterimanya untuk kaum fakir miskin. Dan hanya mengambil sedikit untuk kebutuhan keluarganya. Sehingga keluarga Rasulullah SAW sudah terbiasa hidup hemat dan memakan makanan yang jauh dari bermewah-mewahan.

Para sahabat pun mengikuti jejak Rasulullah SAW berhemat dan senantiasa menyimpan sebagian keuntungan yang diperoleh dari berdagang dalam bentuk bahan makanan atau hewan ternak. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi musim kering yang biasa terjadi di negeri gurun pasir.

Beberapa cara yang bisa diterapkan untuk dapat hidup hemat sesuai tuntunan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut:

  1. Membenci Perilaku Boros

Lawan dari sikap hemat adalah boros. Dan hal pertama yang perlu dilakukan adalah memberi motivasi kepada diri sendiri akan buruknya perilaku boros.

tidak boros

Tanamkan dalam diri bahwa perilaku boros adalah perilaku yang dimurkai Allah. Dalam firman-Nya, Surat Al-Isra ayat 26-27, disebutkan bahwa perbuatan boros merupakan perilaku setan. Sehingga manusia yang berperilaku boros dipersamakan dengan saudara setan.

  1. Tidak Melakukan Perbuatan Sombong

Jika kita telah memiliki pemahaman akan buruknya perilaku boros, hal kedua yang perlu ditanamkan adalah menghindari sikap sombong dan bermegah-megahan. Memang tidak salah untuk menggunakan uang sendiri membeli barang yang kita sukai. Namun, hindarkan niat membeli untuk memamerkan kepada orang lain dan berlebih-lebihan dengan tujuan manusia lain merasa kagum.

Apalagi di masa wabah seperti ini di mana banyak terjadi PHK massal hingga membuat seseorang bahkan tidak memiliki uang untuk membeli makanan. Tahan diri kita untuk menunjukkan kepada semua orang betapa sejahteranya hidup kita. Berempatilah pada yang kekurangan dengan tidak memamerkan semua yang kita miliki.

  1. Takut Siksa Api Neraka

Motivasi terbaik untuk berhemat adalah takut akan siksa neraka. Dalam salah satu hadistnya Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kaum laki-laki terlalu menceburkan diri pada harta Allah, bukan pada kebenaran, maka bagi mereka neraka di hari kiamat.” (HR. Bukhari)

takut siksa neraka

Maksudnya, jika seseorang terlalu mencintai hartanya dan enggan untuk mengeluarkan pada jalan kebenaran, Allah mengancamnya dengan siksa di neraka. Tanamkan dalam diri, bahwa harta yang dimiliki hanyalah titipan dan tambahan sarana untuk dapat menambah amal ibadah selama berada di dunia.

Baca Juga : Keutamaan Beramal Dikala Susah

  1. Menghindari Perilaku Berlebih-lebihan 

Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu hadistnya dari Ibnu Abbas: “Makanlah apa yang kamu inginkan, selagi tidak menimpa dua perkara, yaitu sikap berlebih-lebihan dan sombong.”

Secara jelas Rasulullah SAW memberikan panduan untuk tidak berlebih-lebihan dalam segala hal. Hal ini dimaksudkan untuk berjaga-jaga di masa susah. sikap berlebih-lebihan biasanya akan mendorong seseorang bersikap sombong. Perilaku tidak berlebih-lebihan ini hendaknya diterapkan di setiap aspek seperti makanan, pakaian maupun kendaraan.

  1. Membelanjakan Harta di Jalan Allah SWT

Segala sesuatu yang dilakukan haruslah diniatkan untuk keridhaan Allah. Begitu juga halnya ketika kita membelanjakan harta kita, haruslah digunakan di jalan Allah. Misalnya menyediakan makanan untuk keluarga, termasuk dengan membelanjakan harta di jalan Allah.

bersedekah di jalan Allah SWT

Juga sedekah. Walaupun berhemat, namun kita dianjurkan untuk menyediakan dana khusus yang bisa digunakan untuk bersedekah di jalan Allah. Dengan meniatkan untuk membelanjakan harta semata-mata hanya di jalan Allah, kita akan memiliki kontrol dan mampu berhemat dengan proporsional. Karena semata-mata hanya mencari keridhaan Allah semata.

  1. Hemat Bukan Berarti Kikir

Sikap hemat bukan berarti kikir. Namun berada di pertengahan dalam membelanjakan sesuatu. Seperti firman Allah dalam Al Qur’an surat Al Israa ayat 29 yang berbunyi: “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu, dan jangan pula kamu terlalu mengulurkannya yang akibatnya kamu menjadi tercela dan menyesal.”

Dengan bersikap hemat berarti seseorang mampu mengatur prioritas dalam hidupnya dan menggunakan sumber daya yang ada secukupnya sesuai kebutuhan. Tidaklah ia membeli sesuatu yang berlebihan walaupun ia mampu. Karena ia memikirkan kebutuhan jangka panjang, baik untuk berjaga-jaga maupun untuk kebutuhan lain yang sudah direncanakan.

Dan berbeda dengan kikir, yang menahan sumber daya yang ia miliki sehingga ia merasa kesusahan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya walaupun sebenarnya ia mempunyai kemampuan. Misalnya, demi untuk menghemat harga beras,  ia membeli beras dengan kualitas rendah yang hanya berbeda dua ribu rupiah, di mana ia mampu untuk membeli beras kualitas baik. Akibatnya, penyakit yang akan datang karena memakan makanan yang kurang sehat.

Walaupun berhemat, namun orang tersebut tetap membuat pos sedekah rutin. Beda halnya dengan si kikir, jangankan bersedekah kepada orang yang tidak dikenal, menyantuni anak yatim dalam keluarganya saja merasa berat dan menganggap bukan tugasnya walaupun ada tali kekerabatan.