Kisah Abu Thalib: Paman Sekaligus Pembela Nabi Muhammad SAW di Mekah

Begitu banyak tokoh agama Islam yang namanya berhasil diabadikan ke sejarah Islam itu sendiri, salah satunya yakni Abu Thalib. Beliau adalah paman dari Nabi Muhammad dan anak dari seorang ayah bernama Abdul Muthalib.

Sosok satu ini diceritakan sebagai seseorang yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan dari baginda Rasulullah. Beliau dikenal sebagai seorang paman Rasulullah SAW yang sangat pembela. Bagaimana kisah dari beliau tersebut? Serta pelajaran seperti apa yang dapat diambil dari kisah hidupnya? Nah, untuk menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Silahkan simak artikel ini sampai habis.

Mengenal Sosok Abu Thalib Seorang Paman dari Rasulullah SAW

Abu Thalib merupakan salah seorang tokoh besar dan berpengaruh dari Bani Hasyim dan serta disegani oleh para kaum Quraisy. Setelah ayahnya berpulang, Abu thalib langsung memutuskan mengganti posisi ayahnya untuk merawat Nabi Muhammad. Bukan hanya itu saja, beliau pun bersedia untuk mendukung dan membela penyebaran agama tauhid sepenuh hati.

Dari keteguhan hatinya beliau inilah yang menjadi sosok yang sangat dicintai oleh Rasulullah, dan bahkan dalam beberapa riwayat dituliskan bahwa kepergian dari Abu Thalib mampu menimbulkan rasa duka yang begitu mendalam dari diri Rasulullah.

Atas keteguhan hatinya ini ia menjadi salah satu orang yang begitu dicintai Rasulullah. Bahkan di beberapa riwayat disebutkan bahwa kepergian Abu Thalib membawa duka yang sangat dalam bagi Rasulullah.

Allah memiliki hak untuk memberi hidayah ke siapa saja yang dikehendakinya. Begitu juga sebaliknya. Walaupun Abu Thalib memiliki pengaruh yang begitu besar di kehidupan Nabi Muhammad SAW, tapi belia bukan sosok yang dikehendaki Allah untuk bisa merasakan hidayah darinya.

Dosa syirik yang pernah dilakukan oleh Abu Thalib ini membuatnya sebagai manusia yang tak dapat diampuni dosanya oleh sang pencipta. Karena Allah bisa mengampuni berbagai dosa lainnya, namun tidak untuk dosa syirik. Sangat dahsyat dosa tersebut hingga Nabi Muhammad SAW pun tidak bisa dikabulkan permohonan ampun untuk pamannya tersebut.

Kisah Abu Thalib: Paman Sekaligus Pembela Nabi Muhammad SAW di Mekah

Berikut 3 kisah dari Abu Thalib, antara lain:

1.       Pengasuh Rasulullah SAW

Setelah ayahnya Nabi Muhammad Berpulang, Rasulullah diasuh kakeknya yaitu Abdul Muthalib. Dimana beliau merupakan sosok pemimpin Makkah di zaman itu. Namun karena usia Abdul Thalib sudah sengat uzur yaitu 110 tahun, beliau hanya sempat mengasuh Rasulullah sekitar 2 tahun saja. Kemudian ia langsung menyuruh anaknya bernama Abu Thalib agar mengasuh Nabi Muhammad dengan syarat bisa melindunginya, merawatnya, hingga mendidik Rasulullah.

Abu Thalib bukan orang yang kaya raya. Penghasilan Abu Thalib hanya bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari. Beliau tidak mengizinkan Nabi Muhammad mencari sumber pendapatan sendiri, tapi Rasulullah kecil meminta izin untuk diberikan kesempatan untuk menggembala kami dengan para saudaranya.

2.       Pembelaan dan Dukungan Kepada Rasulullah

Abu Thalib terus membela Nabi Muhammad SAW yang tiada henti-hentinya menghadapi berbagai gangguan dari para kaum Quraisy yang selalu menolak dakwah Rasulullah. Bahkan saat Rasulullah diutus menjadi rasul dan nabi, Abu Thalib selalu membela dan menjadi garda terdepan padahal saat itu usianya sudah 75 tahun.

Abu Thalib menyampaikan secara terbuka di setiap pertemuan oleh para petinggi dari Quraisy bahwa beliau selalu mendukung serta membela dakwah Nabi Muhammad SAW. Pada kisahnya Abu Thalib pernah ditawari untuk Nabi Muhammad ditukar oleh seorang pemuda dari kaum Quraisy yang berpenampilan gagah, fisik kuat dan tampan. Tapi Abu Thalib langsung menolak mentah-mentah. Pembelaan yang dilakukan beliau terhadap Rasulullah membuat tak satupun kaum Quraisy tersebut berani mengganggu Nabi Muhammad SAW.

3.       Meninggalnya Abu Thalib

Paman Nabi Muhammad yang bernama Abu Thalib merupakan seseorang yang sudah banyak sekali berjasa dalam membantu Nabi Muhammad berdakwah. Akan tetapi enggan mengucapkan dari mulutnya sendiri kalimat syahadat bahkan saat Rasulullah memintanya untuk mengucapkan kalimat tersebut.

Saat Abu Thalib akan meninggal dunia sekalipun, Rasulullah SAW mendatangi Abu Thalib dimana disana juga ada Abu Jahal bin Hisyam, serta Abdullah bin Abi Umayyah. Rasulullah berkata langsung ke Abu Thalib,”pamanku! Ucapkanlah kalimat laa ilaaha illallah’, sebuah kalimat yang bisa dijadikan hujjah atau argumentasi agar bisa membelamu di hadapan Allah.

Disaat bersamaan Abdullah bin Abu Umayyah dan Abu Jahal berkata ke Abu Thalib “Apakah dirimu tidak menyukai agama Abdul Muthalib?” Lalu Nabi Muhammad SAW terus menerus mengulangi ucapannya, hingga Abu Thalib sama sekali tidak mengeluarkan ucapan yang diminta Rasulullah

Abu Thalib adalah seseorang yang telah banyak berjasa membantu dakwah Nabi Muhammad SAW. Namun, Abu Thalib enggan untuk mengucapkan “laa ilaaha illallah” bahkan ketika Nabi Muhammad memerintahkan mengucapkan kalimat syahadat, tapi beliau tetap berada dalam keyakinan agama Abdul Muthalib serta enggan untuk mau mengucapkan kalimat ‘laa ilaaha illallah’. Alhasil Abu Thalib wafat dalam dosa syirik yang sangat dibenci oleh Allah SWT dan dosanya tidak bisa diampuni.