Kisah dari Alm. Ustad Uje yang Menginspirasi

jendelahati.net – Siapa yang tidak kenal dengan alm. Ustad Jeffry Al Buchori yang semasa hidupnya sering akrab disapa Uje. Semasa hidupnya, alm.Uje merupakan serang pendakwah atau ustad yang selalu tampil dalam dakwahnya dengan bahasa-bahasa anak muda. Atas dasar itulah alm. Uje dahulu sering dipanggil dengan sebutan Ustad Gaul.

Tidak ada yang menyangka bahwa semasa mudanya ketika masih duduk dibangku kuliah beliau adalah seorang pemabuk dan terjarat dalam dunia narkoba. Hingga pada suatu ketika beliau melakukan perjalanan umroh dengan sang Ibunda dan memperoleh hidayah hingga akhirnya beliau hijrah. Namun ternyata perjalanan hijrah alm.Uje tidak semudah yang dibayangkan. Meskipun sejak kecil beliau sudah memperoleh pendidikan Islam yang kuat namun ketika memasuki pesantren justru Uje terbilang nakal. Bahkan atas sikapnya tersebut Uje akhirnya dikeluarkan dari pesantren lalu dipindahkan ke Madrasah Aliyah.

Saat memasuki Madrasah Aliyah ini kenalakan Uje justru semakin bertambah. Terlebih saat melanjutkan pendidikan dengan berkuliah di akademi broadcasting, kenakalan tersebut juga sama sekali tidak berkurang. Di masa kuliah inilah Uje justru mulai bergaul dengan para pemakai narkoba dan sering dugem. Akhirnya kuliahnya pun juga ikut terbengkalai dan tidak selesai. Pada tahun 1991, Uje pernah menjadi seorang dancer di sebuah club.

Pada tahun 1995, Uje dipertemukan dengan Pipik Dian Irawati yang kala itu merupakan seorang model gadis sampul majalah Aneka. Pipik sendiri adalah gadis asal Semarang Jawa Tengah. Saat berkenalan dengan Pipik, Uje masih memakai narkoba namun hal tersebut sama sekali tidak menghalangi keduanya untuk melangsungkan pernikahan pada tahun 1999.Dari pernikahan tersebut Uje dan Pipik dikaruniai tiga orang anak.

Kehidupan Uje yang begitu semu memang membuat dirinya semakin jauh dari Allah SWT. Namun kehidupan semu tersebut akhirnya perlaha menemukan jalan terang saat Uje diajak umroh oleh ibu dan kakaknya. Sejak umroh itulah Uje seperti memperoleh hidayah hingga akhirnya beliau hijrah. Sebagai awal dari upaya pertaubatan Uje, beliau memperoleh amanah dari kakak tertuanya untuk melanjutkan dakwah kakaknya tersebut di Jakarta. Pertama kalinya Uje mendakwah di sebuah masjid yang terletak di Manggau Dua. Sang Istri Pipik bertugas menuliskan teks dakwah yang akan disampaikan oleh sang suami.

Sejak saat itulah Uje mulai berdakwah melalui majelis taklim, masjid, mushola bahkan secara perlahan terus dikenal oleh banyak orang. Terlebih saat Uje sering memberikan dakwah melalu I stasiun televisi nasional. Semasa hidupnya banyak masyarakat yang mengagumi sosok Uje. Beliau tidak hanya menyampaikan dakwah melalui ceramah tetapi juga melalui lagu-lagu Islami.

Perjalanan dakwah Uje harus terhenti saat beliau mengalami kecelakaan motor tunggal di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan. Dalam kecelakaan tersebut Uje menabrak pohon dan membuatnya hilang kendali. Meskipun sempat dirujuk ke Rumah Sakit Pondok Indah dan Rumah Sakit Fatmawati tetapi akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhirnya. Banyak masyarakat yang kehilangan sosok Uje namun kenangan tentang beliau akan tetap terus ada.